Senin, selasa,
Rabu, Kamis, Jumat, and finally, Sabtu dan Minggu. Akhirnya ketemu sabtu lagi.
Tapi Sabtu itu sebenernya kan Cuma awal buat ketemu hari minggu, kemudian
minggu adalah awalan dari hari senin, yaudah, rutinitas kembali berjalan. Udah,
racauannya udah segitu aja, pasti pertanyaan pertama yang terlampir adalah
“Terus?”. Ya sebenernya udah gitu aja sih, gak ada terusnya, Cuma mau bikin
bete aja, namanya juga racauan.
Tapi, sekarang
bakal dibahas hal yang hubungannya gak jauh-jauh amat dari racauan dibahas,
bukan pembahasan sih, keluh kesah tepatnya. anak SMA kan biasanya 3 tahun doang
tuh. Nah selama 3 tahun itu banyak orang yang udah lulus bilang kaya begini “SMA
itu tuh waktunya buat ngerjain hal-hal yang funky aja mament, cari temen
banyak, have fun lah”, terus yang alim bilangnya begini “Kita udah SMA, kurangi kerjaan-kerjaan yang
kurang bermanfaat” sedangkan guru memberitahu kita hal yang sama dengan apa
yang anak alim bilang. Kalo menurut Wikipedia sendiri,,,, gak ada sih hal
begituan di Wikipedia, penting apa juga Wikipedia sama hidup lo? Ya kalo
menurut gue sendiri sih masa SMA gak lebih dari tamat smp-masuk sma-hidup lo
yang sebenarnya. Menurut pengalaman gue sendiri ya, kalo lo jadi orang yang
pendiem, pemalu, punya banyak ide-ide kreatif, super jenius dan extraordinary *guekepalanyatambahbesar*
tapi susah buat dikeluarin *yah* Intinya sudah stuck dengan kondisi susah
bergaul yang bikin lo tenggelam dalam persaingan dalam pertemanan selama SMP,
disaranin SMA-nya diluar kota aja gih, atau kata lainnya, sekolah itu yang membuat
lo jauh dari dunia lo selama smp yang udah nyaman lo jalanin dan cari sesuatu
yang baru, karena kalo lo dapet suasana yang lo sama sekali belum tau bagaimana
keadaannya, lo bisa nunjukin bagaimana lo menjadi seorang yang jauh berbeda,
“Fresh Start For Something New” gitulah kata-kata kerennya. “Emang iya sekolah
itu sama kualitasnya sama sekolah yang temen-temen gue cari?” itu pasti yang
terpikir setelah membacanya. Tapi pemerintah kan sudah membuat aturan tentang
perataan kualitas pendidikan, jadi seharusnya sekolah sekarang dimana aja udah
sama aja kualitasnya, sekali lagi ditekankan ‘Se-Ha-Rus-Nya’. Tapi kan ‘Even
the diamond buried in dirt, it’s still a diamond’ jadi kalo emang udah bagus ya
bagus aja. ya itulah yang sekali lagi gue pengen kasi tau kalian, tapi abaikan
aja, gue emang suka bikin bete.
Pengalaman SMA gue
sendiri sih selama SMA bisa dibilang sesuatu yang luar biasa, beda dengan apa
yang orang lain biasa lakukan saat SMA, gue bukan anak berandal yang suka
tawuran ataupun mabok-mabokan, bukan juga anak rajin berprestasi yang
sehari-hari berkutat dengan buku pelajaran dan soal-soal persiapan ujian, gue
Cuma pelajar kikuk yang tengah mencari jati diri secara tidak wajar. Usia anak
SMA kan sekitar 15-18 tahun, saat-saat anak remaja mencari jati diri dan
berbaur dengan salah satu komunitas. Hal ini yang gue ngerasa ada yang berbeda,
gue ngerasa nggak ada komunitas yang bisa menaungi apa yang ada di diri gue,
contohnya aja, masalah tren. Ketika band ‘Pee Wee Gaskins’ yang dibilang anak
muda banget jadi tren kala itu dikalangan pergaulan s, gue lebih memilih
mendengar ‘All That Jazz’ yang gak ada orang tau hal seperti apa itu. Emang
selera orang pasti berbeda-beda, terlebih dalam hal music, tapi menurut gue
sendiri selera itu salah satu cara untuk membentuk sebuah komunitas, bagaimana
orang bisa bersatu kalo memiliki pandangan yang berbeda? Itu salah satu prinsip
gue selama ini yang sepertiya bukan penyebabnya dan harus kalian abaikan. Emang
sih gue sendiri masuk sekolah kecepetan, baru beranjak 17 tahun ketika kelas 3
SMA, tapi itu masalahnya? Nggak! Adik kelas juga bergabung dengan komunitas
angkatan kami sekali waktu. Terus apa? Sekali lagi sesuatu yang bisa
menjelaskannya adalah pergolakan Hormon. Usia saat itu adalah saat-saat dimana
kita diharuskan untuk menjadi apa yang sudah tuhan ciptakan, yang terbaik buat
kita semua. Setidaknya itulah yang membuat gue tetap menjadi apa yang sudah
terjadi dalam diri gue.
CINTA, hal yang
gak bakal lepas dari hidup kalian semasa SMA, bagi kalian yang tidak pernah
mengalaminya di masa SMA, kasihan sekali anda. Untuk urusan ini ada yang sudah
mulai mengalaminya ketika di masa SMP, ada juga yang baru mengalaminya di masa SMA. Masa-masa
cinta anak labil stalking akun instagramnya, secara diam-diam melihat profil
bbmnya sekadar untuk memuaskan rasa ingin tau tentang apa yang sedang dia
lakukan, siapa yang sedang bersamanya, ataupun dimana lokasinya sambil berharap
bisa bertemu, walaupun bukan dia sedang bukan milikmu. Jujur saja, gue sendiri
belum pernah pacaran selama SMA. Bukan berarti gue nggak pernah suka sama cewek
ya, gue masih normal, gue Cuma pernah deketin 2 pribadi aja selama ini satu
dikelas 1 dan sisanya di kelas 2 *guenya orangnya setia kok*, hanya saja gue
merasa semuanya Cuma bertepuk sebelah tangan *puk-puk*. Nggak usah diceritain lebih lanjutlah,
kasiani guenya. Tapi tau nggak ada fakta yang gue kutip dari salah satu akun di
twitter bilangnya gini “saat anda sudah berusia 16 tahun, anda mungkin sudah
menemukan orang yang akan menjadi pendamping hidup anda” entah darimana mereka
dapet fakta begitu, tapi gue percaya saja dan sesungguhnya berharap. Gue
sendiri sebenernya udah bosen sih menjomblo terus, ada yang mau jadi pacarnya gue?
Syaratnya udah ada tuh di Koran hari ini. Sorry, bikin bete lagi. Gue emang
suka bercanda renyah, kaya wafer gitu tapi gak yang garing, kaya kacang.
Anyway, si kacang kasian banget ya, udah dibilang gak lucu, kalo ngomong sering
gak didenger, itu kali akibat dari lupa kulit ya? Gue bercanda renyah lagi kan,
gimana?
The Story So Far…
Reviewed by Adminnya tomcatSuper
on
August 22, 2014
Rating:
No comments:
, ,